Sabtu 20 April 2019. Ilustrasi delusi (foto: minddisorders) Tapi setahu saya, hari Jumat Agung kemarin (19/4/19) adalah hari suci yang diperingati kaum Nasrani dalam kekhusyukan. Beberapa negara, termasuk Jerman, malah ada larangan untuk mengadakan pesta dan aksi senang-senang di hari suci itu. KISAH SENGSARA MENURUT YOHANESRekan-rekan yang baik!Tiga pokok dalam Kisah Sengsara yang dibacakan Jumat Agung ini Yoh 181-1942 sempat mengemuka dalam sebuah pembicaraan dengan sang empunya cerita, yakni Yohanes penginjil. Yang pertama berkisar pada hubungan antara kata-kata terakhir Yesus di salib, yakni “sudah selesai” Yoh 1930, Yunaninya “tetelestai” dan catatan Yohanes mengenai mengasihi “sampai pada kesudahannya” Yoh 131, “eis telos”. Yang kedua membicarakan perihal jubah Yesus yang diundi para serdadu Yoh 1923-24. Tema ketiga berhubungan dengan arti “darah dan air” yang keluar dari lambung Yesus Yoh 1934. Beliau tidak keberatan surat-menyurat ini ikut dibaca rekan-rekan.=======================================Oom Hans yang baik!Ketika menyiapkan tulisan mengenai Kisah Sengsara yang dibacakan pada hari Jumat Agung, terpikir kata-kata Yesus “Sudah selesai!” Yoh 1930. Seorang rekanYesuit di Internos ingin memahaminya sebagai ungkapan rasa lega, penderitaan sudah lewat, rampunglah karya keselamatannya. Tapi rasanya kok gak sreg dengan bahasa seperti itu. Seperti tontonan layar turun, tamat, selesai, kukut, bubar. Kan aslinya di situ ada tertulis dalam bahasa Yunani “tetelestai”, dan kalo kagak keliru dari kata “telos”, yakni tujuan akhir yang merangkum perjalanan dari awal, yang memberi arti pada semua yang telah dijalani. Rasa-rasanya Yesus hendak mengatakan kini sudah terlaksana sampai utuh. Seperti versi Latin yang cespleng “consummatum est”, dengan dua “m” itu. Kan consummatum itu rak dari consummare, con + summa, “merangkum semua jadi utuh”, dan bukan dari consumere satu m, “menghabiskan” makanan, waktu, duit yang ada hubungannya dengan konsumsi. Orang Jakarta bilang udah kecapai, kalau di Jawa ya wis klakon. Oom gimana?Ada lagi soal lain. Kalau ndak salah, sepertinya hendak digarisbawahi gagasan bahwa Yesus itu kurban Paskah yang diterima Yang Di Atas sana sehingga benar-benar menjadi silih dosanya umat manusia. Karena itu Oom kasih kronologi lain, yaitu penyaliban terjadi sebelum Paskah, tidak seperti Marc dll. yang menaruh Paskah pada perjamuan malam terakhir. Iya kan? Saya sudah pernah katakan di sebuah milis bahwa perjamuan terakhir di mana Yesus membasuh kaki murid-murid itu bukan perjamuan Paskah, melainkan awal perjamuan itu disebutkan bahwa Yesus mengasihi orang-orangnya yang di dunia ini dan betul mengasihi “eis telos”, sampai pada kesudahannya, sampai tuntas Yoh 131. Apa ini semacam antisipasi atau padahan bagi kata-kata Yesus “tetelestai”, sudah terlaksana, yang diucapkannya pada saat terakhir di salib? Bila begitu kedua ayat itu memang saling menjelaskan. Yesus mengasihi orang-orangnya sampai terlaksana sesuatu yang mengubah arah hidup mereka, dan hidupnya sendiri, begitu kan?Ada yang tanya nomer hapenya Oom, ingin kirim SMS buat Oma Miryam seperti ini 2UBOK4ever, 😉 + -. Kawan-kawan itu sekarang genggamannya ponsel sih, dan bukan lagi nanti,Gus==========================================Jawaban Oom HansPax!Betul seperti yang kaukatakan. Perkaranya, ketika mengucap “tetelestai” Yoh 1930, Yesus sebetulnya berseru kepada Bapanya di surga, seperti hendak mengatakan “Bapa, telah kujalani semua sampai di tujuannya,. Sekarang kupasrahkan pada-Mu semuanya!” Terjemahan Indonesia “Sudah selesai!” memang rasanya kurang pas karena hanya seperti mengatakan sudah tak ada apa-apa lagi. Mungkin “Sudah terlaksana!” atau ungkapan seperti itu akan lebih cocok. Asal membuat orang mengerti yang hendak kukatakan, seruan Yesus “tetelestai” itu disampaikannya kepada Bapanya, Tetapi kami dulu ikut mendengarnya. Kejadian itu mengajar banyak tentang dia, tentang Tuhan, tentang kasih yang diucapkannya berkali-kali selama jamuan makan yang penghabisan kalinya itu. Mula-mula aku mengira Yesus ketika itu hanya aneh-aneh saja. Tapi, gagasan “consummatum est” ua “m” ini kunci untuk memahami semua yang terjadi padanya dan apa-apa yang diberikan kepada dengar kau lihat kaitan antara “tetelestai” menurutmu “sudah terlaksana” dengan “eis telos” bagimu “sampai tuntas” yang diucapkan dalam jamuan makan penghabisan tadi Yoh 131. Betul, dengan latar belakang itu, wafatnya di salib memberi makna pada “mengasihi orang-orang yang dipercayakan padanya yang kini masih ada di dunia”, artinya yang masih terancam kegelapan dan kekuatan jahat. Ia mengawani kita, menuntun kita berjalan melewati lorong-lorong hidup yang paling kelam. Kita boleh yakin tak bakal ditinggalkan oleh dia yang diutus oleh Bapa untuk membawa kami kembali kepada-Nya, ke sumber kehidupan, ke sumber pertanyaanmu yang kedua, betul, Yesus memang anak domba Paskah yang sesungguhnya. Bukan karena Yang Maha Kuasa itu suka pengorbanan dan darah muncrat dari orang ini, tidak, tidak! Yang mau disampaikan dengan bahasa itu begini. Darahnya, pengorbanannya itu kini berperan seperti darah anak domba dalam Kelu 1213 menandai rumah agar tidak didatangi wabah penyakit dan kematian yang melanda. Jadi ketika Yesus wafat di salib dalam artian itu, Yang Maha Kuasa sendiri mengambilnya dan dengan demikian kegelapan tersingkir kekuatannya daripadanya. Itulah Terang SabdaNya. Paham?Eh, tak usah mencoba menyama-nyamakan urutan kronologi kisah sengsara dalam tulisanku dengan ceritanya Mark. Pembasuhan kaki – peristiwa yang tak dikenal Marc dan dua orang muda lainnya nanti – sebenarnya ialah pembukaan jamuan Paskah yang baru, yaitu pengurbanan Anak Domba Allah di kayu salib. Aku juga sudah baca esai yang kau tulis tentang pembasuhan kaki untuk Kamis Putih kalian. Ya, Yesus ingin berbagi sangkan paran, berbagi asal dan tujuan, dengan kita semua sehingga kita bisa jadi anak-anak Yang Maha Kuasa, terlindung dari yang jahat!Oma Miryam baik-baik saja. Ia geli melihat SMS itu. Lalu ada malaikat kecil di sini yang mengajarinya membaca itu emoticon kalian yang lucu-lucu itu. Ia mendiktekan jawabannya, begini Thanx >, ;-*. Ah, tapi janganlah kita omong kayak hangat,Hans=======================Oom Hans!Terima kasih buat penjelasan dalam surat barusan. Ada soal lagi. Marc, Matt, Luc bercerita bahwa serdadu yang berjaga di tempat penyaliban mengundi pakaian Yesus di antara mereka. Oom juga ke arah itu, tapi lebih mendetail. Ada catatan bahwa selain membagi-bagi pakaian, empat serdadu di situ mengundi jubah Yesus yang terbuat dari satu tenunan kain utuh tanpa jahitan sehingga tetap utuh. Dan dalam Yoh 1924 bahkan ada kutipan dari Mazmur 2219 “mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka dan membuang undi atas jubahku.”Apa ada penjelasannya? Mohon pencerahan. Apa dengar semua ini dari Oma Mir, Bu Mary Kleopas dan Tante Lena yang katanya ada di kaki salib waktu itu?Sampai lain kali,Gus=============================================Pax!Kok bersoal melulu! Tentu saja aku melihat semuanya, aku mendengar semuanya. Kalau mau, tanyakan kepada ibu-ibu yang juga ada di situ. Semua ini kuceritakan pada kalian supaya kalian bisa ikut serta dalam peristiwa itu. Kami ini mata dan telinga kalian bagi peristiwa memakai Mazmur 2219? Ah, kami waktu itu baru sadar bahwa yang terjadi pada Yesus sesungguhnya sudah sejak lama diketahui orang bijak dari zaman dulu. Yesus memang sedang dikepung lawan-lawannya. Ia tidak dianggap bermartabat manusia lagi, kecuali oleh kami yang mengikutinya. Bahkan pakaiannya pun dijarah. Kalian kan tahu, bagi kami orang Semit zaman dulu, pakaian itu membuat orang yang memakainya kelihatan, membuat kentara siapa orangnya. Pakaian itu seperti badan, apalagi jubah yang utuh dari atas ke bawah itu. Semuanya ditanggalkan dari diri Yesus sehingga sulit kelihatan lagi bahwa ia juga ada harganya sebagai manusia. Tak perlu kalian cari-cari tafsiran apa ini jubah imam menurut praktek liturgi Yahudi juga terbuat dari tenunan utuh. Memang ada kemiripannya, tapi bukan ke arah itulah pembicaraan itu waktu. Hanya mau kutegaskan bahwa kini kemungkinannya untuk masih sedikit tampak sebagai manusia sudah dijarah habis-habisan sampai tak bersisa. Yang tinggal hanya penderitaan yang sulit diterima akal. Bahkan juga oleh kami yang dekat kan, Pilatus sendiri mencoba menunjukkan dalam 195 “Lihatlah orang itu!”, tapi orang banyak di alun-alun itu sudah jadi lupa daratan dan tak mampu lagi berpikir jernih untuk mengenalinya. Apalagi ketika ia ada di salib. Pakaian yang bakal menunjukkan ia masih bisa dianggap orang juga sudah dibagi-bagikan. Habis. Ini kami saksikan sendiri. Dan Mazmur keramat tadi membantu. Seperti pengarang Mazmur itu, kami juga percaya akan datang pertolongan dari atas. Yang Maha Kuasa sendiri nanti akan memberinya “pakaian” yang tak bisa ditanggalkan orang lagi. Malah nanti Dia akan menjadi pakaiannya. Yesus akan semakin dikenal sebagai yang sedemikian dekat dengan Yang Ilahi berhenti menemukan hal-hal baru dalam peristiwa yang dikisahkan mengenai Yesus itu. Penulis Injil hanya memberi kesaksian. Kalau kauterima kesaksian itu maka kalian sendiri akan ikut memasuki peristiwa itu dan menemukan makna-makna baru. Bukankah demikian kehidupan yang lahir kembali dari atas, seperti yang pernah dikatakan kepada Nikodemus dulu Yoh 33 dan 7? Dan dalam peristiwa kali ini ia juga datang – tengok Yoh 1939 – ia membawa minyak mur dan minyak gaharu, dan tidak sedikit, sekitar 50 kati. Ini penghargaan bagi seorang Raja yang berangkat ke perjalanan jauh – ke atas sana!Salam teguh,Hans=====================Oom Hans yang baik!Terima kasih banyak. Tak pernah terduga ada kaitannya dengan Nikodemus! Masih ada pertanyaan lagi, maaf kalau terasa kelewat ingin tahu. Ketika lembing ditusukkan, yang keluar dari lambung Yesus ialah darah dan air Yoh 1934. Apa sih maksudnya? Mark dkk. tidak tahu-menahu tentang perkara itu. Kemarin saya konsultasi perkara itu dengan Luc ketika ngobrol lewat Google Talk Dia malah kasih komentar, ah, Oom Hans kita itu aneh-aneh, paranormal salam buat Oma Miryam begini -* soal darah dan air yang keluar dari lambung Yesus. Begini. Seperti para leluhur kami dahulu, kami membayangkan darah sebagai tempatnya kehidupan dan air sebagai kekuatan yang menopang dan melangsungkan kehidupan. Ketika Yesus meninggal di kayu salib, yang mengalir keluar dari dirinya ialah kehidupan dan kekuatan penopangnya. Itulah yang hendak aku bukan ahli anatomi, tapi aku melihat lebih jauh. Kan sudah kukatakan dalam bab 19 bahwa aku menyaksikan semua ini. Juga sekarang ini masih tetap aku ingin berbagi pengalaman dan kesaksian itu dengan sudah jam dua malam nih!😮 B4N!Hans KORANJURICOM – Ibadah Perjamuan Kudus Jumat Agung di GPIB Maranatha Denpasar berlangsung khusuk pada Jumat, 19 April 2019. Ibadat dipimpin oleh Pendeta Ivon Laila. Ibadat dilangsungkan selama tiga kali dimulai
PausFransiskus pimpin acara Jumat Agung yang berfokus pada penderitaan Yesus sebelum penyalibannya. 19 April 2019. Tiziana Fabi/Pool via Reuters. 20 April 2019 00:00 WIB. Paus Fransiskus memimpin doa dalam acara Jumat Agung yang berfokus pada penderitaan Yesus sebelum penyalibannya di Basilika Santo Petrus di Vatikan, 19 April 2019

KataUcapan Selamat Hari Jumat Agung 2019 Pada tahun ini Hari Jumat Agung jatuh pada tanggal 19 April tahun 2019 ,dan pada hari itulah umat nasrani baik itu Kristen maupun Katolik di seluruh dunia memperingati puncak sengsara Tuhan Yesus Kristus yang rela mati di kayu salib untuk menanggung dosa-dosa kita umat manusia.

MaknaJumat Agung. Mengajarkan akan nilai Pengampunan. Dimasa hidupnya, Yesus hidup selalu menunjukkan pentingnya kasih dalam kehidupan. Bahkan ketika ia menderita di kayu salib, Yesus meminta Allah Bapa untuk mengampuni orang-orang yang telah menghasutnya. Proses kebangkitan Yesus setelah kematian merupakan bentuk dari pengampunan dari Tuhan. SabtuMinggu, 18 - 19 April 2019. RITUS PEMBUKA (umat berdiri) LAGU PEMBUKA (PS 677, dipilih berdasarkan Introit Minggu Paskah V Mzm 97:1-2) 1. Nyanyikanlah nyanyian baru: Tuhan dimuliakanlah! 15 April 2022: Jumat Agung; 17 April 2022: Hari Minggu Paskah I; 24 April 2022: Hari Minggu Paskah II; 2 Mei 2022: Hari Minggu Paskah III; UmatKristen di Indonesia punya beragam cara dalam memperingati Jumat Agung yang berlangsung hari ini Jumat, 19 April 2019. Beberapa diantaranya mungkin saja hanya merayakannya dengan ibadah seperti sedia kala. Prosesi penyaliban Yesus jadi pelengkap peringatan Jumat Agung sekaligus menjadi rangkaian pekan suci perayaan Paskah 2019 .
  • ugky77y2xh.pages.dev/328
  • ugky77y2xh.pages.dev/148
  • ugky77y2xh.pages.dev/288
  • ugky77y2xh.pages.dev/226
  • ugky77y2xh.pages.dev/49
  • ugky77y2xh.pages.dev/185
  • ugky77y2xh.pages.dev/54
  • ugky77y2xh.pages.dev/367
  • ugky77y2xh.pages.dev/17
  • 19 april 2019 jumat agung